Mahasiswa Prodi KPI IAIN SAS Babel Belajar Edukasi Penerapan Ilmu Pengembangan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan di Desa Kemuja

avatar Tong Hari
Tong Hari

376 x dilihat
Mahasiswa Prodi KPI IAIN SAS Babel Belajar Edukasi Penerapan Ilmu Pengembangan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan di Desa Kemuja
Mahasiswa Prodi KPI IAIN SAS Babel Belajar Edukasi Penerapan Ilmu Pengembangan Masyarakat Berbasis Pemberdayaan di Desa Kemuja



IAINSASBABEL.AC.ID - BANGKA. Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam 3A Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung kembali melakukan kunjungan belajar langsung, yang menjadi tujuan kali ini yaitu Sawah Bumang yang menjadi salah satu tempat wisata dengan suasana alam pedesaan Wisata ini terletak di ujung Desa Kemuja Kecamatan Mendobarat Kabupaten Bangka. Kamis 20/10/2022.  

Pebri Yanasari, MA selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pengembangan Masyarakat Islam tak henti-hentinya berharap dengan kunjungan ini dapat membantu dan mendukung pengetahuan mahasiswa terkait  teori mata kuliah dengan bukti pemberdayaanya secara nyata.

Namun yang menjadi fokus pada kunjungan kali ini yaitu pemberdayaan lahan sawah di Desa Kemuja yang mampu memanjakan mata. Pemanfaatan lahan  yang ada di inisiasikan oleh warga setempat dimulai pada tahun 80-an dengan mengelola lahan menjadi sawah sama dengan kemudian pada tahun 1992 Pemerintah mulai memberi perhatian serta dukungan kepada para petani Desa Kemuja.

Ketua Umum Gapoktan Zaedan Desa Kemuja tergabung dalam lembaga yang bernama GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) ini terbagi menjadi 16 kelompok tani dan 13 kelompok horti yang dibuktikan dengan kartu tani yang mereka miliki.

Lebih Lanjut “Tahun 2018 ada semacam sosialisasi yang agak ekstrim, dimana bagi petani yang sudah mendapatkan lahan tetapi tidak dimanfaatkan maka kepemilikan lahan akan berganti walaupun aturan pemerintah tidak mengikat seperti itu dan karena kita berangkat sama-sama akhirnya ada semacam kekhawatiran bagi para petani jika lahannya hilang, maka dari itu lahan-lahan disini mulai dikelola apalagi kebutuhan sawah sangat disuport oleh Pemerintah” sambung Zaedan.

Untuk hasil panen, para petani hanya memfokuskan pada kebutuhan pangan individu saja tanpa mendistribusikan kepada khalayak luar, namun jika hasil padinya dianggap produktifitas dan mampu mencapai lebih daripada konsumsi 1 tahun mereka akan memasarkannya. Dalam satu kali panen petani mampu mengahsilkan 2,5 ton padi, hingga para petani tidak membeli beras lagi  sampai 1 tahun kedepan. Kunjungan kali ini diakhiri dengan sesi diskusi, foto serta makan siang bersama Ketua Gapoktan dan petani di Desa Kemuja.

 

 

(Penulis : Muflihatul Kamila | Editor: Ika Robiantari)