Dosen IAIN SAS Bangka Belitung Meneliti Moderasi Beragama Di Jembrana Bali
Bangka,26/11/2021. Dosen IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung, Dr. Irawan, M.S.I dan Nasrun Supardi, M.A, melakukan penelitian moderasi beragama di Jembrana Bali. Penelitian ini dilaksanakan pada 24-27 November 2021. Penelitian ini sebagai kelanjutan dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian moderasi beragama antara Islam dan Tionghoa di Sungailiat Bangka.
Kegiatan ini untuk menyempurnakan kelengkapan data pada kegiatan Penelitian, Publikasi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (LITAPDIMAS) Kementerian Agama tahun 2021. Kedua peneliti disambut oleh I Gede Sumarawan, S.E., M.Pd.H (Kepala Kantor Kementerian Agama Jembrana Bali), Ida Bagus Rimbawan, S.Ag., M.S.I (Kasi Ura Hindu Kementerian Agama Kabupaten Jembrana, Bali), dan IBK. Dharma Santika Putra (tokoh moderasi beragama Hindu sekaligus budayawan dari Jembrana Bali).
I Gede Sumarawan mengatakan bahwa kerukunan beragama antara Islam dan Hindu di Jembrana khususnya dan Bali umumnya terbentuk oleh beberapa faktor, di antaranya: faktor sejarah, kearifan lokal (local wisdom), budaya, dan kitab suci agama masing-masing. “Moderasi beragama di Bali terbentuk oleh sejarah panjang kehidupan yang saling toleransi, kearifan lokal dan budaya “Nyame Braya” (persaudaraan). Menyama-braya sebagai sistem budaya bagi umat Hindu dan Islam di Bali”, jelas I Gede Sumarawan.
Selanjutnya, Ida Bagus Rimbawan menjelaskan bahwa moderasi beragama di Kemenag Jembrana Bali dilakukan dengan cara dialog lintas budaya, kemah budaya, tersedianya Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). “Untuk mewujudkan moderasi beragama di Jembrana Bali, ada beberapa upaya yang dilakukan, seperti dialog lintas agama yang dilakukan oleh Kemenag, FKUB, dan kegiatan-kegiatan lainnya”, tutur Ida Bagus Rimbawan.
Sementara tokoh moderasi beragama Hindu sekaligus budayawan dari Jembrana Bali, IBK. Dharma Santika Putra mengatakan bahwa wajah moderasi beragama yang diterapkan di Jembrana Bali adalah toleransi. Toleransi terhadap perbedaan budaya sangat penting sehingga kerukunan beragama di Bali dapat diwujudkan. “Toleransi bertujuan untuk saling menghargai dan menghormati seperti yang diajarkan oleh masing-masing kitab suci”, papar Dharma Santika Putra.
Irawan selaku peneliti mengucapkan terima kasih atas sambutan dan informasi yang telah diberikan oleh ketiga key informant tersebut. “Dengan berdialog dan berdiskusi seperti ini, saya memperoleh berbagai informasi tentang moderasi beragama di Jembrana. Terima kasih atas bantuan dan informasinya”, lanjut Irawan. Begitu juga peneliti lainnya, Nasrun Supardi, merasa senang karena penelitian ini sejalan dengan agenda pemerintah dan Kemerinterian Agama untuk menerapkan moderasi beragama dan melestarikan kerukunan beragama di Indonesia. “Penelitian dengan pendekatan kultural dan sosiologi ini menjadi kajian penting untuk melestarikan kerukunan beragama di Indonesia dengan mencontohkan kerukunan beragama di Jembrara Bali”, lanjut Nasrun.
Penulis : Irawan