Hadirkan Asisten Staf Khusus Presiden, Fakultas Tarbiyah Sukses Adakan Seminar Nasional

avatar Tong Hari
Tong Hari

442 x dilihat
Hadirkan Asisten Staf Khusus Presiden, Fakultas Tarbiyah Sukses Adakan Seminar Nasional




IAINSASBABEL.AC.ID - BANGKA. Kementerian Agama terus menggencarkan upaya penguatan Moderasi Beragama. Salah satu aktor penting dalam kampanye ini adalah para Mahasiswa dengan Fakultas Tarbiyah IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung gelar seminar nasional dengan tema "Mainstreaming Moderasi Beragama dalam Dinamika Pendidikan Islam yang di laksanakan di Aula Gedung PIAUD Fakultas Tarbiyah (15/11/2022).  

Muhammad Rofiq Anwar, M.Pd selaku Ketua Pelaksana berharap acara tersebut bisa memberi penguatan pemahaman Moderasi Beragama khususnya begi mahasiswa di Fakultas Tarbiyah.  Moderasi Beragama menjadi sesuai yang mesti dedikasi dan disosialisasikan kepada para mahasiswa untuk menangkal paham radikalisme. Acara seminar Nasional mengahadirkan Asisten Staf Khusus Presiden RI yakni Marbawi, S.Sos., M.Si.

Acara Seminar Nasional ini di buka oleh Rektor IAIN SAS Bangka Belitung pada kesempatan ini di Wakili oleh Kepala Biro AUAK Drs. H. Eramli Jantan Abdullah, M.M menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada  Narasumber Asisten Staf Khusus Presiden RI  Marbawi, S.Sos., M.Si., yang telah menyempatkan waktu untuk memberikan materi  Seminar Nasional di Fakultas Tabiyah.

Beliau berpesan agar Mahasiswa mengikuti kegiatan ini sebaik-baiknya, agar dapat mengambil manfaat dan menjadi bekal untuk memahami Moderasi Beragama yang digaungkan pemerintah.

Eramli menyatakan pentingnya para mahasiswa mengetahui makna moderasi beragama di era modern, tidak fanatik terhadap kelompok atau golongan tertentu serta mengimplementasikan faham moderasi beragama dalam berbangsa dan bernegara.

Dalam seminar tersebut, Marbawi menjelaskan makna moderasi dengan pendekatan dan sudut pandang pendidikan Islam serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari. Moderasi Beragama sangat penting dipahami karena perbedaan suku, budaya, dan agama, tentu saja membutuhkan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan dengan cara melaksanakan esensi ajaran agama.  

“Moderasi beragama harus dilakukan dengan cara anti-kekerasan, yakni menolak tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara kekerasan, baik secara fisik maupun verbal, dalam mengusung perubahan yang diinginkan.  

Moderasi Beragama juga memastikan adanya penerimaan dan ramah terhadap tradisi dan budaya lokal dalam perilaku keagamaannya, sejauh tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama, ”pungkas” Marbawi.

Para peserta antusias mengikuti acara tersebut dan diakhiri dengan sesi tanya jawab. Hadir pada kegiatan ini Wakil Dekan I Dr. Subri, M.S.I. dan  peserta seminar terdiri dari mahasiswa di Fakultas Tarbiyah semester tiga dan lima.

 

 

(Penulis : Muhammad Rofiq Anwar | Editor: Ika Robiantari)