Mahasiswa IAIN SAS Babel Gelar Seminar Pengelolaan Sampah di Desa Puput

avatar Tong Hari
Tong Hari

62 x dilihat
Mahasiswa IAIN SAS Babel Gelar Seminar Pengelolaan Sampah di Desa Puput
Mahasiswa KKN IAIN SAS Babel Berpartisipasi dalam Penyuluhan Pembuatan Pupuk Kompos di Desa Puput


IAINSASBABEL.AC.ID BANGKA. Balai Olahraga Desa Puput menjadi pusat perhatian pada Selasa, 9 Juli 2024, dengan diadakannya seminar bertajuk "Pengelolaan Sampah Organik dan Anorganik." Seminar ini diselenggarakan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung (IAIN SAS Babel).

Acara ini dihadiri oleh perangkat desa, karang taruna, dan warga desa dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan sampah yang baik dan benar. Sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai masalah lingkungan, seperti pencemaran air, tanah, dan udara.

Dalam seminar ini, peserta mendapatkan materi tentang jenis-jenis sampah, bahaya sampah yang tidak dikelola dengan baik,  serta cara mengelola sampah organik dan anorganik. Mahasiswa KKN IAIN SAS Babel juga menayangkan video edukasi berjudul "Jagalah Kebersihan" yang menyoroti masalah sampah di Desa Puput dan sekitarnya, serta menampilkan pesan-pesan penting tentang menjaga kebersihan.

"Harapannya, dengan diadakannya seminar ini, masyarakat Desa Puput dapat mulai menerapkan pola hidup yang lebih ramah lingkungan dengan cara mengelola sampah dengan baik dan benar," ujar Arbi, Ketua Umum KKN Desa Puput.

Pak Irsan, selaku Sekretaris Desa Puput, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada mahasiswa KKN yang telah mengadakan seminar ini. "Desa Puput merupakan pusat perekonomian di Kecamatan Parittiga, sehingga sangat penting bagi kita untuk memahami pengelolaan sampah yang dihasilkan dari berbagai aktivitas masyarakat," ungkapnya.

Salah satu warga desa, Bapak Sabani, memberikan saran untuk mengadakan praktek langsung pembuatan pupuk kompos dari sampah organik di setiap RT di Desa Puput. "Ini hanya saran dan masukan dari saya saja. Lebih bagus lagi kalau ada praktek secara langsung. Kan di Desa Puput ini ada 15 RT, bisa dari adek-adek semua mewakili ke RT-RT untuk praktek langsung di masyarakatnya," ungkapnya.

Mahasiswa KKN menyambut baik saran dari Bapak Sabani dan berencana untuk mengadakan pelatihan pembuatan kompos di setiap RT di Desa Puput.