Rektor IAIN SAS Babel Jadi Narasumber Dialog Publik Strategi Penguatan Moderasi Beragama Pada Lembaga Pendidikan

avatar Tong Hari
Tong Hari

117 x dilihat
Rektor IAIN SAS Babel Jadi Narasumber Dialog Publik Strategi Penguatan Moderasi Beragama Pada Lembaga Pendidikan
Rektor IAIN SAS Babel Jadi Narasumber Dialog Publik Strategi Penguatan Moderasi Beragama



IAINSASBABEL.AC.ID BANGKA. Rektor Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung(IAIN SAS Babel) Dr. Irawan, M.S.I menjadi salah satu narasumber acara Puslitbang Bimas Agama dan Layanan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia (RI) bersama Universitas Bangka Belitung (UBB) bertempat di Aula Balai Besar Peradaban (BBP), Selasa (23/04/24).

Dialog Publik dihadiri langsung oleh kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI Prof. Dr. H. A. Suyitno, M.Ag., Plt. Rektor UBB Prof. Ibrahim,M.Si., Rektor IAIN SAS Babel Dr. Irawan,M.S.I., Plt. Kakanwil Kementerian Agama Provinsi Bangka Belitung H. Firmantasi, M.H., Kepala Balai Diklat Keagamaan Palembang Dr. H. Saefudin, S.Ag., M.Si.., kalangan Pelajar dan Mahasiswa Se- Bangka Belitung

Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. H. Amin Suyitno membuka secara resmi kegiatan "Dialog Publik Strategi Penguatan Moderasi Beragama Pada Lembaga Pendidikan".

Rektor IAIN SAS Babel Dr.Irawan, M,S.I dalam penyampaiannya, ia mengajak para generasi Z untuk melakukan gerakan bersama dan mempelopori semangat penguatan moderasi beragama dengan tidak melupakan kearifan lokal.  Sebagai bentuk dukungan menjaga keutuhan bangsa dan ada empat hal yang berkaitan dengan moderasi beragama yang perlu diterapkan setiap warga, yaitu komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal, ujar Irawan.

Ia menambahkan, untuk merealisasikan moderasi beragama di lembaga pendidikan diperlukan kebijakan dalam pengembangan kajian dan tradisi akademik yang kritis dan menghargai kelompok atau pendapat lain, lembaga pendidikan menjadi wadah penyemaian nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kerukunan beragama, dan moderasi beragama, lembaga pendidikan harus difungsikan sebagai institusi pengembangan literasi keagamaan (religious literacy) dan pendidikan lintas iman (interfaith education), imbuhnya.

Beliau juga menyoroti bahwa di kalangan sekolah dan mahasiswa cenderung penggunaan gadget itu sangat besar, karena generasi Z ini memang lahir di zaman yang berbeda, sehingga perlu ditanamkan nilai-nilai kesadaran akan keragaman, nilai-nilai moderasi beragama agar hidup harmonis, rukun dan damai, sebab ini juga menyangkut kebutuhan dasar dalam kehidupan sehari-hari," ujar Irawan.

“Semoga hasil dari kegiatan ini dapat membawa perubahan positif dalam mewujudkan Indonesia yang damai, harmonis, dan bertoleransi dalam keberagaman,” pungkas.(*)

Penulis : Ayaknan